WAJO - Sektor pertanian, khususnya padi, menjadi salah satu tumpuan Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, menjaga laju perekonomian di tengah p...
WAJO - Sektor pertanian, khususnya padi, menjadi salah satu tumpuan Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, menjaga laju perekonomian di tengah pandemi Covid-19. Kontribusinya diharapkan terus meningkat di masa mendatang.
Kini sekitar 95 ribu hektare luas wilayah tanaman padi musim rendengan di Wajo sudah mulai dipanen. Berdasarkan hasil ubinan atau perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Wajo, tiap hektarenya menghasilkan sekitar enam ton padi. Adapun harga per kilogramnya berada di kisaran Rp4.400 sampai Rp4.500.
Hitung-hitunganya, akan ada sekitar 570 ribu ton hasil panen padi di Wajo. Jika dihitung dan dirupiahkan berdasarkan harga saat ini, itu kurang lebih senilai Rp2,5 triliun.
"Ini tentu menjadi kesyukuran bagi kita bahwa di tengah pandemi Covid-19, sektor pertanian kita masih bisa produktif. Meski demikian, kita berharap atas produksi per hektarenya bisa terus diupayakan untuk ditingkatkan pada panen berikutnya," kata Amran Mahmud, Bupati Wajo.
Hal itu disampaikan Amran saat menghadiri panen raya padi di Dusun Masiae, Desa Paojepe, Kecamatan Keera, Jumat (27/8/2021). Panen raya ini dilaksanakan di kawasan pertanian terpadu seluas 50 hektare milik H. Bahar.
Turut hadir, yakni Anggota DPRD Wajo, Elfrianto, Kepala Dinas Pertanian, Ashar, Kepala Dinas Perikanan, Nasfari, Sekretaris Camat, Kapolsek, dan Danramil Keera, serta Kepala Desa maupun masyarakat Desa Paojepe.
Amran pada kesempatan ini mengoperasikan mesin pemanen padi didampingi operator. Kemudian dilanjutkan dengan penebaran bibit ikan di embung milik H. Bahar.
Amran menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada pemerintah dan masyarakat Desa Paojepe, khususnya keluarga besar H. Bahar, atas dukungannya terhadap salah satu program unggulan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo yaitu pertanian terpadu.
"Terima kasih banyak Pak Haji Bahar atas dukungannya terhadap program pertanian terpadu yang merupakan salah satu program unggulan kami. Kami berharap dan saya tantang-ki' untuk ke depannya bisa diupayakan ada peternakan di kawasan pertanian terpadu milik-ta'. Dinas terkait akan siap membimbing dan mengarahkan terkait hal tersebut," ucap Amran.
Amran juga mendorong kepada masyarakat untuk bisa mengembangkan pertanian terpadu di lahan milik mereka masing-masing. "Kami akan bantu dan bimbing bagi masyarakat yang ingin menerapkan pertanian terpadu di lahan masing-masing. Tapi, yang betul-betul serius," ucap Amran.
"Jadi pertanian terpadu itu bukan hanya untuk lahan milik desa dan kelurahan, tapi lebih kepada masyarakat. Ini adalah bentuk upaya kita agar bisa meningkatkan produktivitas lahan yang ada. Jadi, selain bertanam padi, juga budi daya ikan, peternakan, ayam, misalnya," tuturnya.
"Dengan begitu, pasti penghasilan kita juga akan meningkat. Ini terus kita dorong, apalagi di masa pandemi saat ini, pemulihan ekonomi menjadi prioritas pemerintah dengan tetap mengupayakan pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19," tambahnya.
Amran juga kembali mengingatkan tentang etos kerja kepada masyarakat, yakni kerja keras, kerja ikhlas, dan kerja keras. Hal itu, kata dia, harus hadir ketika ingin mencapai hasil maksimal.
"Allah tidak akan mengubah nasib seseorang, kalau bukan dia sendiri yang mengubahnya. Jadi selain menerapkan etos kerja yang saya sebutkan tadi, paling penting juga adalah tekad yang kuat dari kita untuk berubah ke arah yang lebih baik, tentunya dengan berharap dan berdoa hanya kepada Allah subhanahu wa taala," ucapnya.
Sementara tokoh masyarakat sekaligus pemilik lahan pertanian yang hari ini melaksanakan panen raya, H. Bahar, menyampaikan terima kasih dan rasa syukur atas kesediaan Bupati Wajo untuk melaksanakan panen raya tanaman padi miliknya.
"Saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas kesediaan Bapak Bupati untuk hadir dan melaksanakan panen di lahan kami. Apa yang disarankan tadi oleh beliau untuk menghadirkan peternakan akan kami upayakan. Memang pertanian terpadu ini adalah bentuk dukungan kami terhadap program beliau," ucapnya dengan penuh kegembiraan.
Diketahui, dalam perjalanan menuju lahan pertanian terpadu yang ditempuh dengan berjalan kaki, masyarakat silih berganti sekadar menyapa dan bahkan mengajak berswafoto dengan Amran Mahmud. Ini sebagai bentuk keharuan atas kehadiran pemimpin mereka tersebut.
Usai pelaksanaan panen raya, Amran Mahmud melaksanakan salat Jumat sekaligus menjadi khatib di Masjid Nurul Huda, Dusun Masiae, Desa Paojepe. Setelahnya, Amran Mahmud menyempatkan diri bersilaturahmi dengan jemaah. (Hms/Syfr)
Editor: A2W
Tidak ada komentar