JATIM, SUARATIPIKOR.com - Erlangga Abdul Kalam, Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Komisariat Universitas Islam As-Syaf...
JATIM, SUARATIPIKOR.com - Erlangga Abdul Kalam, Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Komisariat Universitas Islam As-Syafi'iyah, Cabang Jakarta Timur, merasa bersyukur beberapa hari lalu Presiden Joko Widodo gaungkan tatanan baru bernama New Normal. Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan akan kerahkan TNI dan Polri pada saat pelaksanaannya. Langkah baru ini diambil agar Rakyat Indonesia bisa kembali produktif dan aman Covid19.
Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto juga menyebutkan bahwa sebanyak 340.000 personel TNI-Polri nantinya akan dikerahkan untuk persiapan menuju tatanan kehidupan baru. Artinya dalam 3 hari ke depan, 4 provinsi yang sudah memproklamirkan namanya untuk menjalakan New Normal tersebut, seperti: DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat dan Gorontalo misalnya, aktifitas penduduknya akan kembali berjalan normal seperti biasanya.
Hanya saja teknis pelaksanaannya sedikit berbeda, saat kita beraktifitas, kita dianjurkan tetap mengikuti protokol kesehatan yang ada. Seperti cuci tangan, jaga jarak, pakai masker. Tentu upaya tersebut dilakukan untuk meminimalisir penyebaran Covid19 itu sendiri.
Kebijakan ini menurut Rangga (Ketua PMII UIA) kebijakan yang patut untuk diapresiasi, sebab selain untuk memutar kembali roda perekonomian negara, tentu untuk evaluasi pendidikan masyarakat indonesia juga.
"Saya sangat siap dan tidak masalah jika saya harus hidup bersahabat dengan covid-19. Karena, vaksin sampai saat ini belum ditemukan, dari pada saya harus perlahan mati kelaparan menanti Covid19 ini berlalu yang justru jauh lebih menyakitkan," ujar Rangga, melalui WhatsApp, Jum'at (29/5).
Lanjutnya, terlebih lagi kan saat ini kita sama-sama tahu, bahwa permasalahan kita bukan hanya di sektor kesehatan saja. Ada sektor sosial, ekonomi dan pendidikan yang kemudian mengikuti dibelakangnya. Bahkan mungkin kita lihat juga, hampir semua lini sektor terbengkalai atau mati suri akibat covid-19 ini. Karenanya ini juga harus segera dibenahi.
"Siap enggak siap, saya fikir masyarakat Indonesia seluruhnya harus siap dengan New Normal. Terlebih Mental bangsa ini adalah Mental Pahlawan," tegasnya.
Lebih jauh ditegaskannya, sebenarnya yang justru lebih mematikan itu adalah berita yang diangkat secara berlebihan di media, ketimbang Covid-19 itu sendiri.
Karenanya, Rangga mengajak kepada semua masyarakat Indonesia, terkhusus 4 provinsi yang nantinya akan lebih dulu menjalankan tatanan baru ini, agar siap menjalaninya. Tanamkan dan yakinkan pada diri kita, bahwa bersahabatnya kita dengan covid19 tidak akan membuat kita terkena Covid19 tersebut. Pastinya adalah selama kita tetap mengikuti protokol kesehatan. Cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak.
"Sudah waktunya kita semua bangkit, kita tidak bisa terus-terusan hanya sekedar mengulurkan tangan atau menggalang donasi untuk dibagikan kepada masyarakat terdampak Covid-19 yang rentan korupsi. Jika kita terus melakukan itu (tidak siap menghadapi New Normal) kita hanya akan terus ada di level kemerdekaan yang bersifat sementara. Ingat, mental bangsa ini adalah mental pahlawan, bukan mental pecundang!," tandasnya.
"Menurut pandangan saya, Pak Yusran enggak salah, hanya saja terlalu gegabah dalam mengambil kebijakan. Padahal kan emang bakal ada fasenya nanti, dimana misal masjid2 akan kembali di buka layak mall yang 1 Juni nanti juga bakal dibuka," kuncinya. (*)
Sumber: Rilis GoWa-MO,
Editor: Syafriadi Djaenaf.
Tidak ada komentar