MAKASSAR, SUARATIPIKOR.com -- Berkat Lobi Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah Sulsel kepada pemerintah Jepang, Pemprov Sulsel berha...
MAKASSAR, SUARATIPIKOR.com -- Berkat Lobi Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah Sulsel kepada pemerintah Jepang, Pemprov Sulsel berhasil mendapatkan 38 unit mobil damkar dan ambulance senilai Rp 50 miliar
Pemerintah Jepang sendiri diwakili langsung Konjen Jepang untuk Makassar, Miyakawa Katsutoshio, Presiden Ehime Toyata Motor Corporation, dan Ketua Perusahaan Kochi Toyota Motor Corporation seluruh seluruh rombongan lainnya.
Nurdin mengaku, bantuan hibah dari Jepang tersebut diperuntukkan Pemprov Sulsel. Adapun rencana pemberian kepada daerah yang membutuhkan harus melalui proses yakini Bea dan cukai.
“Inikan untuk Sulawesi Selatan nanti kalau kita mau alihkan ke daerah, harus izin lagi ke Bea dan cukai melalui kementerian keuangan, karena ini bantuan bebas biaya masuk. " Jadi tidak boleh di pindah tangankan, kalau harus pindahkan ke daerah harus seizin bea dan cukai supaya penataan asetnya lebih bagus,” jelas Nurdin kepada awak media, Selasa, 3 Desember 2019.
Untuk daerah yang dianggap membutuhkan dan sudah dijanjikan adalah Kabupaten Gowa. Untuk jumlah yang akan diberikan kepada Pemda Gowa sendiri belum bisa ditentukan, karena masih melakukan pengusulan dari pihak Beacukai.
“Yang kita sudah janjikan itu Gowa. Gowa Damkar dan Ambulance. Kita masih melakukan pengusulan ke Beacukai,” beber mantan Bupati Bantaeng dua periode itu.
Sementara untuk nilai dan jumlah kendaraan Damkar dan Ambulance sendiri terdiri dari 27 unit mobil pemadam kebakaran dan 11 unit mobil ambulans. Sedangkan untuk nilainya jika diuangkan mencapai puluhan miliar rupiah dari jumlah keseluruhan.
“Yang pasti tidak kurang dari Rp 50 miliar (Nilai 38 unit mobil damkar dan ambulance),” kata mantan Sekjen Apkasi Indonesia ini.
Yang paling penting dari 38 unit kendaraan tersebut masih bagus dan untuk kilometer sendiri masih dibawah sepuluh ribu kilometer.
“Mobil yang sekarang kan bagus.Yang pasti Damkar kilometer masih 6000, 7000, karena jarang dipakai,” pungkasnya. (*)
Editor : A2W.
Tidak ada komentar