JAKARTA, SUARATIPIKOR.com - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong milenial Indonesia untuk terus melakukan berbagai aksi nyata. Tidak...
JAKARTA, SUARATIPIKOR.com - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong milenial Indonesia untuk terus melakukan berbagai aksi nyata. Tidak sekadar menjadi objek kegiatan, melainkan menjadi subjek sekaligus pioneer. Sebagaimana telah dilakukan 10 milenial Indonesia yang berhasil mencatatkan namanya dalam daftar "30 Under 30 Asia Forbes 2018". Antara lain Brian Imanuela (Musisi), Adrian dan Eugenie Patricia Agus (Arts), Yohanes Sugihtonugroho dan Muhammad Risyad (Social Entrepreneurs), serta Reynold Wijaya dan Iwan Kurniawan (Finance & Venture Capital).
"Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan di tahun 2018 lalu, dari 282 juta jiwa penduduk Indonesia, 179,1 juta jiwa berada di usia produktif 14-64 tahun. Dari penduduk usia produktif tersebut, 63,4 juta jiwa merupakan milenial berusia 20-35 tahun. Dengan jumlah yang besar tersebut, memperlihatkan peluang besar milenial Indonesia untuk terus menorehkan prestasi mendunia. Kuncinya ada pada kemauan dalam mengambil tindakan," ujar Bamsoet saat menerima panitia acara 'Milenial Festival 2019', di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Kamis (12/12/19).
Atas dasar itulah, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menekankan pentingnya penyelenggaraan Milenial Festival 2019 jangan hanya sekadar menjadi ajang pesta semata. Namun, harus mampu membakar gelora milenial Indonesia dalam membuat gebrakan di berbagai bidang. Baik itu sosial, budaya, ekonomi, maupun politik.
"Sebagai generasi yang termasuk baby boomer, saya siap mendukung milenial Indonesia menggebrak dunia. Sebagaimana diajarkan tokoh pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, untuk Tut Wuri Handayani, dibelakang memberikan dorongan," tutur Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini juga mengingatkan, bonus demografi yang dinikmati Indonesia saat ini, dimana penduduk usia produktif lebih banyak ketimbang usia non-produktif, akan berakhir pada tahun 2045. Selanjutnya, akan memasuki "ageing population" seperti yang dihadapi Jepang saat ini, yakni penduduk usia non produktif lebih banyak ketimbang penduduk usia produktif.
"Indonesia sejak sekarang harus memanfaatkatkan bonus demografi ini sebagai landasan pacu untuk memajukan ekonomi, sosial, budaya, maupun bidang lainnya. Sehingga, tatkala memasuki era ageing population, kita sudah siap," tandas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Depinas SOKSI ini menginginkan kaum milenial harus bisa hidup nyaman dan sejahtera tatkala memasuki usia non-produktif di masa ageing population. Kuncinya, selain pada kebijakan pemerintah, milenial Indonesia sejak sekarang harus bekerja keras.
"Boleh kongkow-kongkow, asal tetap produktif. Boleh pesta, asal tetap menjalankan usaha. Tanpa kerja keras dari sekarang, tak mungkin masa depan gemilang akan diraih," pungkas Bamsoet. (*)
Editor : M.Rusdi,DM.
Tidak ada komentar